Kamis, 10 November 2011

Peralatan militer Jarak jauh

           Memang kamu belum tahu tentang artileri , berikut ini artileri dan biasanya efektif digunakan untuk memenangkan perang :

Artileri 
          
Secara umum, artileri merupakan sebutan untuk kesenjataan, pengetahuan kesenjataan, pasukan serta persenjataannya sendiri yang berupa senjata-senjata berat jarak jauh.
Pada awalnya, istilah artileri (bahasa perancis: artillerie) digunakan untuk menyebut alat berat apapun yang menembakkan proyektil di medan perang. Istilah ini juga dipakai untuk mendeskripsikan tentara yang tugasnya menjalankan alat-alat tersebut. Dengan ditemukannya kendaraan terbang pada awal abad ke-20, artileri mulai digunakan juga untuk menyebut senjata darat anti-udara.
Artileri adalah bentuk tanah persenjataan darat paling mematikan dan paling efektif , dalam Perang Napoleon, PD 1 dan PD 2 . sebagian besar kematian disebabkan oleh pertempuran artileri. Pada tahun 1944, joshep stalin mengatakan dalam sebuah pidato yang artileri adalah "Tuhan Perang". [ 1 ] Para perwira artileri paling terkenal dalam sejarah mungkin Napoleon


Asal Nama

Istilah ini pertama kali muncul pada abad pertengahan, dari bahasa Perancis Kuno atellier yang berarti "mengatur", dan attillement yang artinya "peralatan". Dari abad ke-13 seorang artillier adalah pembuat senjata perang apapun, dan 250 tahun kemudian, kata "artileri" mencakup berbagai macam senjata perang.

[sunting] Sejarah

Sistem mekanik yang digunakan untuk melempar amunisi dalam perang kuno, juga dikenal sebagai "mesin perang", seperti ketapel , onager , trebuchet , dan busur , juga disebut oleh sejarawan militer sebagai artileri
Pada Abad Pertengahan Artileri dengan mesiu propelan digunakan pertamakali pada 28 Januari 1132 ketika Jenderal Han Shizhong dari Dinasti Song yang digunakan Escalade dan Huochong untuk menangkap sebuah kota di Fujian .Kemudian, senjata minyak mentah menyebar ke Tengah timur dan mencapai Eropa pada abad ke-13, dengan cara yang sangat terbatas. Di Asia, Mongol mengadopsi artileri Cina dan digunakan secara efektif dalam penaklukan besar . pada akhir abad ke-14, pemberontak Cina menggunakan artileri dan kavaleri terorganisir untuk mendorong Mongol keluar dari Cina.
Tentara Mehmed II , yang menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453, termasuk artileri yang baik dan prajurit bersenjata dengan senjata bubuk mesiu. Dinasti Utsmaniyah melakukan pengepungan enam puluh sembilan senjata artileri di lima belas tempat terpisah dan melatih mereka di tembok kota . Rentetan tembakan meriam Utsmaniyah berlangsung empat puluh hari, dan mereka diperkirakan telah menembakkan hingga 19.320 kali. Kejatuhan Konstantinopel itu mungkin peristiwa pertama yang sangat penting yang hasilnya ditentukan oleh penggunaan artileri ketika meriam perunggu besar Mehmed II , menghancurkan dinding kota, kemudian mengakhiri Kekaisaran Bizantium.
Di Indonesia sejarah artileri di jaman kuno sangat jarang ,Sekitar tahun 1500- 1850an di kepulauan Nusantara dikapal saudagar besar pribumi pasti terdapat sebuah meriam Lantaka yang digunakan untuk menghalau serangan bajak laut. Biasanya, Lantaka terbuat dari besi atau perunggu dan sering dipasang pada perahu saudagar,biasanya beratnya di bawah dua ratus pound, dan bahkan hanya beberapa kilogram.

[sunting] Sistem Artileri Medan

Karena artileri lapangan terutama menggunakan api langsung senjata telah menjadi bagian dari sistem yang memungkinkan mereka untuk menyerang sasaran terlihat kepada sesuai dengan rencana lengan gabungan. Fungsi utama dalam sistem artileri lapangan:
  • Komunikasi
  • Perintah: kewenangan untuk mengalokasikan sumber daya;
  • Target akuisisi: mendeteksi, mengidentifikasi dan menyimpulkan lokasi target;
  • Pengendalian: kewenangan untuk menentukan target untuk menyerang dan membagikan unit api untuk menyerang;
  • Produksi data menembak - untuk memberikan api dari unit api ke target;
  • Api unit: senjata, peluncur mortir atau dikelompokkan bersama-sama;
  • Spesialis layanan - menghasilkan data untuk mendukung produksi data menembak akurat;
  • Jasa logistik - untuk menyediakan pasokan memerangi, khususnya amunisi, dan dukungan peralatan.
Organisasi dan fungsi-fungsi spasial dapat diatur dengan berbagai cara. Sejak penciptaan modern tentara api tidak langsung yang berbeda melakukannya secara berbeda pada waktu yang berbeda dan di tempat yang berbeda. Teknologi sering faktor tapi begitu juga militer-isu sosial, hubungan antara artileri dan senjata-senjata lain, dan kriteria yang kemampuan militer, efisiensi dan efektivitas dihakimi. Biaya juga menjadi masalah karena artileri mahal karena jumlah besar amunisi yang digunakan memang mahal.
Daftar negara di urutan jumlah artileri:
  • 1. Rusia - 26.121 [ 26 ]
  • 2. Republik Demokrasi Rakyat Korea - 17.900 +
  • 3. Cina - 17700 +
  • 4. India - 11258 +
  • 5. Republik Korea - 10.774
  • 6. Amerika Serikat - 8137
  • 7. Turki - 7450 +
  • 8. Israel - 5432
  • 9. Mesir - 4480
  • 10. Pakistan - 4291 +
  • 11. Indonesia - 1060 +
Di indonesia juga ada markas artileri yang bernama armed


SEJARAH ARTILERI

  • SEJARAH PERKEMBANGAN ARMED


    1. Satuan Artileri pada Awal Pembentukan. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu dengan lahirnya Badan Keamanan Rakyat (BKR), Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Tentara Keselamatan Rakyat (TKR), Tentara Republik Indonesia (TRI), kemudian menjadi TNI seperti sekarang.

    2.         Lahirnya Korps Artileri TNI AD. armed34Pada tgl 4 Desember 1945 Letnan Jendral Urip Sumohardjo meresmikan berdirinya Markas Artileri yang bertugas membina Satuan-satuan Artileri Indonesia dengan komandan yang pertama adalah Letnan Kolonel R.M Pratikno Suryosumarno. Markas Artileri tersebut merupakan bagian dari jawatan persenjataan Markas Besar Tentara (MBT) yang berkedudukan di Yogyakarta, peresmiannya bersamaan dengan tgl kelahiran Artileri Internasional pada tgl 4 Desember 1945. Tgl 4 Desember itulah yang menjadi hari jadi Korps Artileri TNI AD yang kemudian seiring dengan perkembangan selanjutnya ditetapkan menjadi hari jadi Korps Armed TNI AD.

    3. Perkembangan Korps Armed TNI AD.

    a.         Dalam perkembangannya tgl 1 Juni 1946 Markas Artileri berubah menjadi Inspektorat Artileri. Pada masa perang kemerdekaan 2, Inspektorat Artileri ini menjadi bagian markas komando Jawa.
    b.         Tgl 5 Maret 1948, Inspektorat Artileri merupakan Staf Khusus Angkatan Darat.   Pada tgl 1 Januari 1949 Letnan Kolonel R.M Praktikno  gugur di desa Jenowo Boyolali dan diganti oleh Mayor Art R. Abdul Kadir Prawiraatmaja.
    c.         Februari 1950 inspektorat artileri dipindahkan dari Cimahi ke Jakarta dan berubah menjadi Komando Artileri Angkatan Darat.
    d.         Tgl 1 April 1950 Komando Artileri menerima penyerahan O.C Artileri     (Opleiding Centrum Artillerie) dari misi militer Belanda, dan pada 1 Juni 1950 diubah menjadi Pusat Pendidikan Artileri (PP Art).
    e.         Pada tgl 22 Februari 1952 Pusat Pendidikan Artileri (PP Art) kembali menjadi Inspektorat Artileri dan berpindah lagi ke Bandung, Komandannya dijabat oleh Kolonel Art R. Askari.
    f.          Bulan Juni 1956 Inspektorat Artileri dibubarkan sehingga tugas serta fungsinya dilaksanakan oleh Pusat Pendidikan Artileri yang kemudian berkembang menjadi Pusat Artileri yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Art Soewarto.
    g.         Tgl 5 Januari 1959 Danpusart dijabat Kolonel Sukiman Tjipto Harsono yang kemudian membentuk :
    1)            Rin Armed yang kemudian menjadi Pusdikarmed di Cimahi.
    2)            Rin Arsu di Nongkojajar, menjadi Pusdik Arhanud di Karang Ploso
    h.         November 1962 Pusat Artileri berubah menjadi Pusat Kesenjataan Artileri dan pada tgl 20 Agustus 1963 Kolonel Art Ateng Yogaswara diangkat menjadi Danpussenart .
    i.          Tgl 31 Mei 1966 berdasarkan Keputusan Men/Pangad  Nomor Kep /83/2/1965 tgl 15 pebruari 1966, Kesenjataan Artileri dikembangkan menjadi Pussen Armed dengan lambang TRI SANDYA YUDHA berkedudukan di Cimahi komandannya Kolonel Art Purbo S. Suwondo, sedangkan Pussen Arhanud dengan lambang VYATI RAKCA BHALA CAKTI berkedudukan di Jakarta dengan komandannya Kolonel Art R. Harsoyo.

    j.          Dalam perkembangan berikutnya Pusat Kesenjataan Armed maupun Arhanud berubah menjadi Pus Armed dan Pus Arhanud yang organik administratif dibawah Komando Pengembangan Doktrin Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat (Kobangdiklat TNI AD).  Setelah itu, secara  berturut-turut pejabat Danpusarmed TNI AD adalah Brigjen TNI Abdullah Sadjad, Brigjen TNI Bambang Soepangat, Brigjen TNI Rosadi Brataadisuria, sedangkan Danpusarhanud TNI AD adalah   Brigjen TNI R. Harsoyo, Brigjen TNI S. Kadi, Brigjen TNI M. Ardito, Brigjen TNI Amin Ruskan dan Kolonel Art Djoko Pramono.
    k.         Berdasarkan Keputusan Pangab Nomor : Kep / 08 / P / III / 1984 tgl 31 Maret 1984 yang dituangkan dalam perintah operasi Kasad nomor 1 tgl 22 September 1984 tentang reorganisasi TNI AD dan berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep / 800 / IX / 1985 tgl 17 September 1985 tentang reorganisasi TNI AD, maka Pusarmed dan Pusarhanud TNI AD alih status komando pengendalian dan pembinaan dari Danjen Kobangdiklat kepada Kasad terhitung mulai 19 September 1985.
    l.          Perkembangan selanjutnya, berdasarkan Keputusan Kasad  Nomor  Skep /20/V/1985 tentang organisasi dan tugas Pussenart TNI AD, merupakan penggabungan kembali Pusarmed dan Pusarhanud TNI AD menjadi Pussenart.
    m.        Berdasarkan Keputusan Kasad Nomor : Kep / 49 / IX / 2004 tgl 14 September 2004 Pussenart TNI AD alih kodal dari Kasad kepada Dankodiklat TNI AD.
    n.         Berdasarkan Keputusan Kasad Nomor : Kep / 43 / XI / 2006 tgl 27 Nopember 2006 Pussenart Kodiklat TNI AD dilikuidasi dan dibentuk Pussenarmed dan Pussenarhanud Kodiklat TNI AD yang diresmikan pada tgl 15 Januari 2007. Sejak ini Korps Artileri dibagi kembali menjadi Korps Armed dan Korps Arhanud.
    PERKEMBANGAN SATUAN ARMED

    4. Perkembangan Satuan Armed Sejak Tahun 1945 – 1974. Sampai dengan kurun waktu ini, khusus untuk satuan Armed yang sudah ada adalah sebagai berikut :
    a.            Pusdikarmed dengan 3 Yon Dodik Armed.
    b.            Enam Men Armed.
    c.            Tujuh Yon Armed 76 mm (Dua berkualifikasi Para).
    d.            Lima Yon Armed 88 mm/Pounder.
    e.            Satu Yon Armed 130 mm/Roket.
    f.             Satu Yon Armed 105 mm/HOW.
    g.            Satu Yon Armed Observasi.
    h.            Empat Rai Armed 76 mm/BS.
    i.              Satu Rai Armed 105 mm/GS.

    5. Renstra I (Tahun 1974 – 1978). Satuan-satuan Artileri mengalami regruping satuan dan beberapa satuan dilikuidasi, sehingga kekuatan satuan Armed menjadi :
    a.                                            Pusarmed dengan Pusdikarmed dan 2 Yon Dodik Armed.
    b.                                            Satu Men Armed (Kostrad).
    c.                                            Dua belas Yon Armed 76 mm (Dua Yon organik Kostrad).
    d.                                            Satu Yon Armed 105 mm/HOW organik Kostrad.
    e.                                            Satu Yon Armed 130 mm/Roket organik Kostrad.
    f.                                             Satu Rai Armed 105 mm/GS organik Brikav Kostrad.

    6.         Renstra II (Tahun 1979 – 1983). Satuan Armed dan Arhanud telah mengalami likuidasi dan alih status dalam rangka pengembangan kekuatan Artileri.
    a.         Pengembangan kekuatan satuan Artileri khususnya satuan Armed menjadi :
    1)            Pusarmed dan 2 sekolah Armed.
    2)            Dua Men Armed organik Kostrad.
    3)            Dua belas Yon Armed 76 mm (Empat Yon organik Kostrad).
    4)            Satu Yon Armed 105 mm/HOW organik Kostrad.
    5)            Satu Yon Armed 130 mm/Roket organik Kostrad.
    6)            Satu Rai Armed 105 mm/GS organik Brikav Kostrad.
    b.         Pada program kerja pengembangan kekuatan artileri tahun 1980/1981 Renstra II TNI AD, telah dimantapkan 4 batalyon Armed, diantaranya 2 Yonarmed Kostrad.  Pada program kerja pengembangan kekuatan Artileri tahun 1981/1982,   2 Yonarmed Kostrad dan Yonarhanudri diantaranya 1 Yonarmed Kostrad sudah dimantapkan.  Dalam program kerja pengembangan kekuatan Artileri tahun 1982/1983 1 Yonarmed Kostrad dan Yonarhanudri sedang dimantapkan.
    c.         Pada akhir Renstra II TNI AD dalam program kerja tahun 1982/1983 melaksanakan rematerialisasi satuan Artileri. Khusus satuan Armed yang melaksanakan rematerialisasi diantaranya yaitu berupa Meriam 105 HOW 101 ex USA dan Meriam 105/GS dengan nama proyek Guntur Geni II.

    7.         Renstra III (Tahun 1984 – 1988). Beberapa satuan Artileri baik Armed dan Arhanud mengalami likuidasi dan alih status sehingga satuan-satuan tersebut menjadi :
    a.         Pussenart TNI AD.
    1)         Pusdikart Pussenart.
    a)            Sekolah Armed.
    b)            Sekolah Arhanud.
    c)            Sekolah rudal.
    2)         Instek TNI AD.
    3)         Dohar Rapier.
    b.         Satuan Armed.
    1)         Dua Men Armed organik Kostrad.
    2)         Tujuh Yon Armed 76 mm (4 Yon organik Kostrad dan 3 Yon Organik Kodam).
    3)         Enam Yon Armed 105 mm/Tarik organik Kodam.
    4)         Enam Yon Armed 105 mm/GS organik Kostrad.
    c.         Beberapa Satuan Arhanud.

    8.         Renstra IV (Tahun 1989 – 1993). Dalam perkembangan selanjutnya mulai 1989 tahun pertama Renstra IV tahun 1989 – 1993, satuan-satuan Artileri adalah :
    a.         Pussenart.
    1)         Pusdikart Pussenart.
    a)         Sekolah Armed.
    b)         Sekolah Arhanud.
    c)         Sekolah Rudal.
    2)         Instek TNI AD.
    3)         Dohar Rudal Rapier.
    b.         Satuan Armed.
    1)         Dua Men Armed organik Kostrad.
    2)         Enam Yon Armed 76 mm (4 Yon organik Kostrad dan 2 Yon organik Kodam).
    3)         Enam Yon Armed 105 mm/Tarik organik Kodam.
    4)         Dua Yon Armed 105 mm/GS organik Kostrad.
    5)         Satu Rai Armed di Puslatpur.
    c.         Beberapa Satuan Arhanud.
    d.         Organik Artileri Akmil.
    1)         Departemen Artileri Akmil.
    2)         Unit Artileri Yon Demlat Akmil.
    3)         Unit  Artileri Denlat Puslatpur Matra Darat Pusbangsis Ops.

    9.         Perkembangan pada Renstra V dan Seterusnya (Tahun 1994 – 1999 s.d Sekarang). Dalam periode ini telah dilaksanakan perubahan sebagai berikut :
    a.            Berdasarkan Skep Kasad Nomor : Skep / 522 / X / 1997 telah diresmikan Batalyon Armed-16/105 Tarik Dam-VI/TPR, dimana Makonya berkedudukan di Ngabang (Kalbar), dan terdiri dari 3 Rai di Ngabang (Kalbar dan 1 Rai di Tenggarong (Kaltim).
    b.            Berdasarkan Skep Kasad Nomor : Skep / 3 / III / 1999 tgl  22 Maret 1999 tentang Pembentukan Pusdikarhanud dan Skep Kasad Nomor : Skep / 4 / III / 1999 tgl 22-3-1999 tentang Pembentukan Pusdikarmed.  Pusdikart dilikuidasi menjadi Pusdikarmed dan Pusdikarhanud yang peresmiannya dilaksanakan tgl 29 April 1999.
    c.            Pada tgl 24-6-1999 Pusdikarmed dan Pusdikarhanud alih Kodal dari Pussenart ke Kodiklat TNI AD.
    d.            Berdasarkan Keputusan Kasad Nomor : Kep / 5 / V / 2000 tgl 26 Mei 2000 Pussenart menggunakan Orgas baru yang telah divalidasi, antara lain pemisahan Binsen Pussenart menjadi Binsen Armed dan Binsen Arhanud Pussenart.
    e.            Berdasarkan Sprin Kasad Nomor : Sprin / 1065 / VIII / 2001 tgl 10 Agustus 2001   telah   dilaksanakan  alih  Kodal   Instek TNI AD  dari  Pussenart kepada Kodiklat TNI AD dan perubahan nama dari Instek menjadi Lemjiantek pelaksanaan alih Kodal pada tgl 13 September 2001.
    f.             Pada tgl 15 Oktober 2002 sebagai tindak lanjut Skep Kasad Nomor : Skep / 522 / X / 1997 maka pada Program TA. 2002 dilaksanakan pengisian  personel dan material Rai Pur-C guna melengkapi Yon Armed-16/VI/TPR.
    g.            Dasar surat perintah Kasad Nomor : Sprin / 1600 / X / 2004 tgl 4 Oktober 2004 tentang realisasi pengorganikan Pussen-pussen ke Kodiklat TNI AD, Pusdik-pusdik (Pusdikif, Pusdikkav, Pusdikarmed, Pusdikarhanud) ke Pussen-pussen dan Sdirbinjasmil Pussenif ke Kodiklat TNI AD serta pelimpahan Ku kodiklat TNI AD ke Ditkuad.
    h.            Berdasarkan Keputusan Kasad Nomor : Kep / 53 / IX / 2004 tgl 24 September 2004 tentang pemberlakuan Orgas Raipur Armed BS Dam VI/Tpr.
    i.              Berdasarkan Keputusan Kasad Nomor : Kep / 43 / XI / 2006 tgl 27 Nopember 2006, organisasi dan tugas Pussenart dilikuidasi menjadi Pussenarmed dan Pussenarhanud.
    j.              Berdasarkan Peraturan Kasad Nomor : Perkasad / 212 / XII / 2007 tgl 6 Desember 2007 tentang Pengembangan Rai Armed BS menjadi Yonarmed-18/105 mm/Tarik/Buritkang di Jajaran Kodam VI/Tpr.
    k.            Berdasarkan Peraturan Kasad Nomor : Perkasad / 213 / XII / 2007 tgl 6 Desember 2007 tentang Pembentukan Raipur B guna memenuhi Yonarmed-16/ 105 mm/Tarik/Tumbak Kaputing di Jajaran Kodam VI/Tpr.
    l.              Berdasarkan Peraturan Kasad Nomor : Perkasad / 215 / XII / 2007 tgl 6 Desember 2007 tentang Pembentukan Yonarmed-17/105 mm/Tarik/Rencong Cakti di Jajaran Kodam Iskandar Muda.
    m.          Berdasarkan Peraturan Kasad Nomor : Perkasad / 56 / X / 2008 tgl 9 Oktober 2008 tentang Pembentukan Yonarmed-19/105 mm/Tarik/Bogani di Jajaran Kostrad.

    10. Daftar Pejabat Danpussenart/Danpussenarmed.
    a.         Daftar Pejabat Danpussenart.
    1)            Brigjen TNI Djoko Pramono        TMT : 4-12-1985 s.d 1-7-1987.
    2)            Brigjen TNI Togi M. Hutagaol      TMT : 1-7-1987 s.d 1-4-1991.
    3)            Brigjen TNI Ir. Gunadi                  TMT : 1-4-1991 s.d 1-8-1992.
    4)            Brigjen TNI L. Soekisno               TMT : 1-8-1992 s.d 20-4-1993.
    5)            Brigjen TNI Samsoedin               TMT : 20-4-1993 s.d 16-11-1995.
    6)            Brigjen TNI Y.B. Wirawan            TMT : 16-11-1995 s.d 15-7-1997.
    7)            Brigjen TNI P. Ginting , S.IP        TMT : 15-7-1997 s.d 1-6-2000.
    8)            Brigjen TNI H. M. Hatta, S.IP       TMT : 1-6-2000 s.d 1-7-2002.
    9)            Brigjen TNI H. M. Sochib, MBA TMT : 1-7-2002 s.d 24-10 -2003.
    10)         Brigjen TNI Sabar Yudo Suroso TMT : 24-10-2003 s.d 23-2-2005.
    11)      Brigjen TNI  M. Sulchan              TMT : 23-2-2005 s.d 8-8-2006.
    12)      Kolonel Art Sularso, S.IP (Plt. Danpussenart)    TMT : 8-8-2006 s.d 15-1-2007.
    b.         Daftar Pejabat Danpussenarmed.
    1)         Brigjen TNI Sularso, S.IP                     TMT : 15-1-2007 s.d 17-1-2008.
    2)         Brigjen TNI Thomas Edy Widagdo     TMT : 17-1-2008 s.d 1-4-2010.
    3)         Brigjen TNI A. Agung Gde Suardhana, S.IP      TMT : 1-4-2010 s.d sekarang.

    11.       Dislokasi Satuan-satuan Armed.
    a.            Pussenarmed berkedudukan di Cimahi.
    b.            Pusdikarmed berkedudukan di Cimahi.

    c.            Satuan-satuan Artileri Medan dan jenis senjatanya.
    1)            Resimen Armed 1 Kostrad berkedudukan di Malang.
    2)            Resimen Armed 2 Kostrad berkedudukan di Purwakarta.
    3)            Batalyon Armed 1/105 mm berkedudukan di Singosari, Malang.
    4)            Batalyon Armed 2/105 mm berkedudukan di Deli Tua, Deli Serdang.
    5)            Batalyon Armed 3/105 mm berkedudukan di Magelang.
    6)            Batalyon Armed 4/105 GS berkedudukan di Cimahi.
    7)            Batalyon Armed 5/105 mm berkedudukan di Cipanas.
    8)            Batalyon Armed 6/76 Gn berkedudukan di Ujung Pandang.
    9)            Batalyon Armed 7/105 GS berkedudukan di Jakarta.
    10)         Batalyon Armed 8/76 mm Gn Kostrad berkedudukan di Jember.
    11)         Batalyon Armed 9/76 mm Gn Kostrad berkedudukan di Purwakarta.
    12)         Batalyon Armed 10/105 mm Kostrad berkedudukan di Bogor.
    13)         Batalyon Armed 11/76 mm Gn Kostrad berkedudukan di Magelang.
    14)         Batalyon Armed 12/105 mm Kostrad berkedudukan di Ngawi.
    15)         Batalyon Armed 13/76 mm Gn Kostrad berkedudukan di Sukabumi.
    16)         Batalyon Armed 15/76 mm Gn (155 mm pemeliharaan) berkedudukan di Batu Raja.
    17)         Batalyon Armed 16/105 mm berkedudukan di Ngabang, Kalimantan Barat.
    18)         Batalyon Armed 17/105 mm berkedudukan di Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam.
    19)         Batalyon Armed 18/105 mm berkedudukan di Berau, kalimantan Timur.
    20)         Batalyon Armed 19/105 mm Kostrad berkedudukan di Bolang Mongondow, Sulawesi Utara.
    21)         Unit Denlatpur berkedudukan di Baturaja.



    ARMED DALAM TUGAS

    12.       Perjuangan Menegakkan Proklamasi (1945 s.d 1950). Pasukan Artileri melaksanakan pertempuran dalam menegakkan proklamasi antara lain :
    a.         Di pantai Kedung Cowek Surabaya bersama TKR laut dengan menggunakan meriam 105 mm/HOW.
    b.         Pada Bulan Juli 1946 meriam artileri penangkis serangan udara 40 mm berhasil menembak jatuh pesawat mustang di daerah Tandes Surabaya.
    c.         Pertempuran di Gedangan Buduran dengan menggunakan meriam 105 mm/HOW dan meriam 40 mm melawan pasukan infanteri dan tank  pasukan sekutu.
    d.         Oktober 1945 Pasukan Artileri yang terdiri dari Baterai B 1 Purworejo, Pasukan Artileri Purwokerto bertempur membantai Pasukan Infanteri Sekutu/Inggris pada Palagan Ambarawa.  Sedangkan pada pertempuran di sekitar Semarang dalam membantu gerak maju Pasukan Infanteri Tuntang Sala Tiga ke Pudak Payung sehingga telah gugur prajurit Dargun bersama 2 orang prajurit artileri lainnya, ketika mendapat serangan udara musuh di Bawen.
    e.         Pada Bulan Juli 1947 Pasukan Artileri Pantai I di Cimiring dan Karang Bolong Cilacap berhasil menenggelamkan kapal patroli Belanda, namun dalam serangan balasan Belanda dengan serangan udaranya telah gugur Lettu Surip, Lettu Sastro Diharjo, Letnan Sastro Direjo, Serma Sirin bersama 45 orang prajurit lainnya.
    f.          Pertempuran di Lho’ Nga Aceh pada bulan November 1946 Pasukan Artileri Divisi Rencong berhasil merusakan sebuah kapal dan menembak jatuh pesawat Belanda.

    13. Penugasan Satuan Armed dalam Operasi. Keterlibatan satuan-satuan Armed secara aktif dalam melaksanakan operasi tempur sebagai berikut  :
    a.         Penumpasan pemberontakan PKI/Muso tahun 1948, Artileri Baterai C beroperasi membantu Divisi I/Siliwangi.
    b.            Penumpasan DI/TII di Jawa Barat.
    c.            Penumpasan pemberontakan RMS, Andi Azis, Kahar Muzakar.
    d.            Penumpasan pemberontakan PRRI/Permesta.
    e.            Penumpasan PGRS.
    f.             Perjuangan pembebasan Irian Barat (Trikora).
    g.            Perjuangan Dwikora di Kalimantan Barat.
    h.            Penumpasan G 30 S/PKI satuan Artileri ikut aktif melaksanakan operasi penumpasan G 30 S/PKI.
    i.          Operasi seroja/pembebasan Timor Timur baik Armed maupun Arhanud ikut serta mengerahkan satuannya.
    j.          Operasi jaring merah/pengamanan wilayah di Aceh, Satuan Armed dan Arhanud telah mengirimkan pasukannya untuk membantu rakyat dari gangguan GPK Aceh merdeka.
    k.         Pengamanan wilayah di Kalbar, Maluku dan Maluku utara serta Poso.
    l.          Operasi terpadu di wilayah Aceh dalam rangka pengamanan dari gerakan separatis pemberontakan Aceh merdeka serta dalam rangka penegakan hukum.
    m.        Pengamanan Perbatasan RI – RTDL (Timor Leste) di Atambua.
    n.         Dalam tugas-tugas internasional, satuan-satuan Armed juga dilibatkan dalam tugas-tugas Internasional seperti Misi Garuda di Kongo, Vietnam, Timor Tengah, Kamboja, Bosnia, Georgia, Filipina, Siera Leone (Afrika Barat) dan  Sudan.
    o.         Dalam era pembangunan, satuan-satuan Armed juga ambil bagian secara aktif dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) dan kegiatan karya bhakti lainnya guna memantapkan kemanunggalan TNI dan rakyat, serta operasi penanggulangan bencana alam seperti yang terjadi saat gempa bumi dan tsunami di Aceh tahun 2004 juga saat gempa bumi di Bantul, DIY tahun 2006.

    Oh ya berikut ini contoh artileri ini :





    12990767821736656964
    Untuk membentuk Postur Prajurit Armed yang profesional  dengan kemampuan melaksanakan tugas pokok memberikan bantuan tembakan yang kontinyu dan tepat waktu kepada satuan yang membutuhkan, Resimen Arteleri Medan (armed) dibawah Kostrad memerlukan dukungan Alutsista berteknologi tinggi yang memadai sebagai wahana pendukungnya. Dalam hal ini satuan Armed sangat membutuhkan alutsista roket sebagai alutsista alternatif yang dapat memberikan bantuan tembakan kepada pasukan infanteri digaris depan secara terus-menerus dengan tepat dan akurat tanpa harus membahayakan posisi pasukan sendiri.
    Dihadapkan dengan kebutuhan tersebut Armed Kostrad menjatuhkan pilihannya pada sistem peluncur roket WR 40 Langusta buatan Polandia untuk mendukung kepentingan taktis dan strategisnya dalam memberikan bantuan tembakan ke garis depan.
    Sebagai langkah awal pengadaan dan menguji seberapa jauh kemampuan alustsista Roket MLRS WR 40 Langusta Danpussenarmed selaku pembina kecabangan Artileri Medan yang didampingi oleh Dirpalad, Kadislitbang, Paban III/ Litbang Asro Srenad dan Dirbinlitbang Pussenarmed Kodiklat TNI AD tanggal 23 – 29 Oktober 2010 setahun yang lalu melakukan kunjungan kerja ke Polandia untuk studi banding dan melihat secara langsung sistim kinerja alutsista tersebut.
    Roket MLRS WR-40 Langusta awalnya dibuat oleh Wojskowej HSW S.A. – Polandia untuk memenuhi Angkatan Bersenjata AD Polandia menggantikan BM-21 yang sudah lama dan usang. Dengan truck Jelcz P662D.35G-27 sebagai wahana pengangkutnya, MLRS WR-40 Langusta dapat dibawa menjelajah medan sejauh 650 km, 40 tabung peluncur yang terpasang dibadannya mampu memuntahkan roket sejauh 1.6 – 42 km dengan sudut tembakan maksimal 30 derajat. Sama halnya dengan RM-70 Grad Ceko yang dimiliki Marinir TNI AL MLRS WR-40 Langusta buatan Polandia juga menggunakan kaliber 122 mm. Keduanya sama-sama hasil pengembangan dari artileri roket MLRS model lama BM-21 buatan Uni soviet (Rusia), hanya saja dalam pengisian roket RM-70 Grad dapat melakukan pengisian secara otomatis dengan sistim autoloader sedangkan WR 40 Langusta pengisian roket dilakukan secara manual oleh awak unit dengan memakan waktu sekitar 7 menit.
    Untuk penyesuaian medan, RM-70 Grad yang memiliki bobot tempur 25 – 30 ton dinilai masih kurang fleksibel di banding WR 40 Langusta karena para awaknya akan bekerja lebih ekstra untuk mencari lokasi yang tepat dijadikan sebagai tempat peluncuran roket kearah lawan. Berbeda dengan WR 40 Langusta dengan panjang yang lebih pendek dan ringan akan memudahkan awaknya mencari posisi atau lokasi untuk memberikan bantuan tembakan ke garis depan. Selain memberikan payung tembakan terhadap pasukan infanteri kawan WR 40 Langusta juga dapat digunakan sebagai penghambat laju pasukan infanteri lawan dengan menembakkan amunisi yang sudah dimuati ranjau anti personel untuk ditebar dan ditanam di wilayah lawan.
    Untuk bagian kabin, MLRS WR 40 Langusta memiliki sistem pengaturan yang bisa dikatakan cukup canggih dikelasnya yang semuanya sudah terintegrasi dalam satu pusat kontrol yaitu dari dalam kabin. Di dalamnya terdapat panel pengatur tembakan serta sistem GPS yang dapat membantu memberikan tembakan akurat selain itu juga terdapat pengatur tekanan roda otomatis untuk memudahkan kendaraan melintasi medan berat serta tanjakan dengan kemiringan 60 derajat sekaligus.
    Dari segi kebutuhan amunisi roket 122 mm untuk WR 40 Langusta dan RM 70 Grad, Departemen Pertahanan (Dephan) bekerjasama dengan industry strategis Negara seperti Lapan dan Pindad untuk melakukan riset pengembangan roket berdiameter 122 mm (Rhan). Meski saat ini daya jelajah roket hasil riset kedua institusi tersebut masih tergolong kurang maksimal yaitu 14 km namun akan terus dikembangkan sampai mencapai jarak yang diharapkan untuk menopang kebutuhan amunisi jenis roket yang dibutuhkan oleh TNI.
    Secara taktis keberadaan WR 40 Langusta akan dapat membantu memobilisasi gerak pasukan infanteri untuk menerobos masuk kewilayah lawan dengan cepat serta memberikan payung tembakan yang akurat. Bila pengadaan sistem peluncur roket MLRS jenis ini benar-benar diakuisisi oleh TNI AD, akan dapat menambah daya pukul serta deterrence effect unit pasukan darat dimata lawan.
    Spesifikasi WR 40 Langusta
    Awak : 4 - 6 orang
    Kendaraan angkut : Truck Jelcz P662D.35G-27
    Sistem gerak : 6×6
    Mesin : Diesel Iveco Aifo Cursor 8, daya 350 Hp
    Kecepatan maks : 85 km/jam
    Jarak operasional : 650 km
    Berat total : 40 ton
    Panjang : 8,58 m
    Tinggi : 2,74 m
    Lebar : 2,54 m
    Kaliber roket : 122 mm
    Jumlah laras : 40 tabung
    Jarak tembak : 1.6 - 42 km

    Sebuah titik maju yang sangat berarti. Mempeljari paparan yang Anda sebutkan, kelihatannya WR 40 Langusta pengisian roket dilakukan secara manual dengan jarak jelajahnya mencapai 650 Km. Ini sebuah kelemahan yang musti dicarikan antisipasinya.
    Sebab berada pada jarak yang -relatif jauh- di garis pertahanan dengan pola pengisian manual seperti itu amat riskan. Bukan soal 7 menitnya, melainkan persoalan lgositik yang akan menyuplai amunisi utuk WR 40. Padahal jangkauan tembakannya hanya 2- 42 Km. Posisinya sangat dekat dengan pertahanan musuh.
    Kemampuan kelajahnya yang optimal tidak diimbangi dengan jenis roket yang mampu ditembakkan leboh jauh (misal) hingga 100 Km. Selain itu sistem reloadnya yang manual akan sangat berbahaya terhadap keselamatan arsenal ini.
    Kita berharap adanya peralatan yang memberi jaminan suplay logistik (amunisi) untuk rampur ini sehingga ia dapat bermanuver dan memberi perlindungan efektif kepada kawan di garis depan.

    Add caption
    Ini namanya katyusha, yang dibuat dari uni soviet sejak tahun 1939 sampai sekarang. Katyusha dibuat pada saat perang dunia 2, perang korea, perang vietnam, perang iran-irak, perang libanon 2006, perang libya 2011.